Orang Tua Siswa Soroti Menu MBG Gorut

ANTERONESIA.ID, GORONTALO UTARA –Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Gorontalo Utara menuai keluhan dari sejumlah orang tua sisw. Keluhan utama berkaitan dengan jenis lauk yang disajikan, yaitu ikan teri kering yang dianggap berisiko untuk dikonsumsi anak-anak usia dini.

Keluhan ini viral setelah diunggah oleh akun Facebook Maya Mutiara Hulukati. Dalam unggahannya yang telah dibagikan ulang 60 kali dan mendapat 92 komentar, Maya mengupload foto paket MBG yang berisi nasi, sayur, ikan teri, dan buah.

Yang menjadi persoalan adalah kondisi ikan teri kering yang digoreng utuh dengan kepala masih menempel. Maya dalam keterangannya menyatakan kekhawatirannya karena tekstur ikan yang keras dan kepala yang pahit jika tidak dibuang, sulit dikunyah oleh anak-anak, khususnya siswa TK dan kelas 1-2 SD yang gigi mereka belum lengkap.

“Spil donk MBG di daerah kalian masing-masing. Luar biasa ini MBG, kasian anak-anak dorang kse makan ikan kiring Kong kapala dorang tidak buang. Ceritanya anak-anak tidak samua ada gigi terutama TK dengan kelas 1 SD uti,” tulis Maya, seperti dikutip pada Kamis (28/8/2025).

Ia berharap agar program MBG dapat diambil alih oleh orang tua masing-masing siswa agar menu yang disajikan bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh orang tua lain, Chindi S. Patamani, yang membagikan postingan Maya. Chindi menceritakan anaknya menolak membawa bekal dari rumah karena lebih memilih makanan gratis dari sekolah.

“Ya Allah atioloo cuman sarapan dari rumah tidak mau bawa bekal karna dorang bilang so mo makanan makanan gratis mama laste zonk ati. Bukannya tidak berSYUKUR tapi yang mo kase makan anak SD kelas 1-2 yaaaahh sudahlah,” tulis Chindi.

Diketahui, di Gorontalo Utara, ikan teri kering merupakan pilihan menu akhir ketika musim gelombang dan angin kencang melanda, menyebabkan nelayan setempat tidak dapat melaut untuk mencari ikan segar.

Ikan teri kering memiliki tekstur yang sangat keras. Jika kepala ikan tidak dikeluarkan sebelum dimasak, rasanya akan cenderung pahit. Bagi anak-anak yang belum memiliki gigi lengkap, menyantap lauk ini bukanlah sebuah kenikmatan, melainkan kesulitan.

Kekhawatiran terbesar orang tua adalah risiko keselamatan. Memaksakan menelan ikan teri yang keras dapat berpotensi menyangkut di tenggorokan dan menyebabkan anak tersedak, yang berujung pada petaka.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak penyelenggara program MBG di Gorontalo Utara terkait keluhan dan masukan dari para orang tua tersebut.

Bagikan:   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *